Nvidia sedang membangun apa yang disebut sebagai pusat AI industri pertama di dunia untuk produsen Eropa. Sebagai langkah yang akan mengubah lanskap manufaktur di benua tersebut, pusat AI ini akan dibangun di Jerman dan akan didukung oleh sistem NVIDIA DGX™ B200 dan NVIDIA RTX PRO™ Server yang dilengkapi dengan 10.000 GPU NVIDIA Blackwell[-2]. Inisiatif besar ini undoubtedly menunjukkan komitmen kami dalam mendorong kemajuan teknologi AI di kawasan Eropa.
Menariknya, Eropa merupakan wilayah ekonomi terbesar ketiga di dunia dengan industri yang mencakup manufaktur, robotika, kesehatan dan farmasi, keuangan, energi, dan kreatif. Consequently, investasi nvidia ai ini tidak hanya akan memperkuat nvidia market cap, tetapi juga meningkatkan permintaan untuk chip nvidia h100 dan Blackwell. Selain itu, NVIDIA juga mendirikan dan memperluas pusat teknologi AI di Jerman, Swedia, Italia, Spanyol, Inggris, dan Finlandia. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada nvidia earnings dan nvidia stock dalam jangka panjang.
Perlu diketahui bahwa pada Februari lalu, Uni Eropa mengumumkan rencana untuk membangun empat ‘AI gigafactories’ dengan biaya $20 miliar untuk mengurangi ketergantungan pada perusahaan-perusahaan AS. Melalui artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai motivasi di balik investasi besar NVIDIA di Eropa, bagaimana proyek ini memperkuat posisinya di pasar global, tantangan yang dihadapi, serta dampak jangka panjangnya bagi industri dan tenaga kerja Eropa.
Apa yang mendorong NVIDIA berinvestasi Rp 8 triliun di Eropa?

Investasi besar NVIDIA di Eropa tidak terjadi secara kebetulan. Beberapa faktor strategis mendorong keputusan perusahaan untuk menanamkan dana sebesar Rp 8 triliun di kawasan ini.
Permintaan tinggi untuk AI industri dan sovereign AI
Jensen Huang, CEO NVIDIA, telah mempromosikan konsep “sovereign AI” sejak 2023. Konsep ini didasarkan pada pemahaman bahwa setiap wilayah memiliki bahasa, pengetahuan, sejarah, dan budaya yang berbeda, sehingga setiap negara perlu mengembangkan dan memiliki AI mereka sendiri. “Saya di sini untuk memungkinkan setiap negara memiliki sovereign AI mereka sendiri. AI dimulai dengan data,” ujar Huang kepada wartawan. “Anda harus mengambil data itu. Jangan ekspor, cukup beli mesin.”
Pertumbuhan nvidia ai yang pesat telah menciptakan kebutuhan mendesak akan infrastruktur yang dapat mendukung pengembangan model AI khusus untuk pasar Eropa. Di benua ini, NVIDIA bekerja sama dengan 1,5 juta pengembang dan 9.600 bisnis, serta 7.000 startup dalam program yang disebut inception. Meskipun demikian, Eropa hanya menyumbang 4% dari kapasitas komputasi global untuk AI, menunjukkan potensi pertumbuhan yang luar biasa.
Kebutuhan Eropa akan infrastruktur AI mandiri
Eropa tertinggal jauh dari Amerika Serikat dan China dalam mengembangkan infrastruktur untuk AI. Sebagian besar infrastruktur cloud di Eropa dijalankan oleh Microsoft, Amazon, dan Google, menciptakan ketergantungan yang semakin dikhawatirkan oleh para pemimpin Eropa.
“Satu-satunya hal yang hilang adalah infrastruktur” agar Eropa dapat mengimbangi dalam AI, kata Dion Harris, direktur pusat data dan komputasi kinerja tinggi NVIDIA. Kekurangan ini tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi tetapi juga memperkuat ketergantungan Eropa pada teknologi asing, sebuah masalah yang semakin mendesak karena pertimbangan kedaulatan data dan keamanan nasional.
Dukungan politik dari pemimpin Eropa
Faktor penting lainnya adalah dukungan yang kuat dari para pemimpin politik Eropa. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pembangunan infrastruktur AI sebagai “perjuangan kami untuk kedaulatan”. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan pendanaan sebesar 1 miliar pound untuk meningkatkan daya komputasi.
Komisi Eropa juga telah berkomunikasi dengan Huang, yang mengatakan bahwa dia akan mengalokasikan sebagian produksi chip ke Eropa. Hal ini sejalan dengan rencana Uni Eropa untuk membangun empat “AI gigafactories” dengan biaya €20 miliar untuk mengurangi ketergantungan pada perusahaan-perusahaan AS[73].
Perlu dicatat bahwa peningkatan infrastruktur AI di Eropa secara langsung akan mendorong permintaan untuk chip nvidia h100 dan Blackwell, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada nvidia market cap dan nvidia stock jangka panjang.
Bagaimana proyek ini memperkuat posisi NVIDIA di pasar global?
Proyek ambisius NVIDIA di Eropa semakin memantapkan perusahaan ini sebagai pemain dominan dalam industri AI global. Ekspansi strategis ini membawa banyak manfaat untuk memperkuat posisi NVIDIA di pasar internasional.
Meningkatkan dominasi NVIDIA di sektor AI industri
NVIDIA saat ini menguasai antara 70% hingga 95% pasar chip AI yang digunakan untuk pelatihan dan penerapan model seperti OpenAI GPT. Posisi dominan ini sering digambarkan oleh para ahli sebagai “benteng” yang sulit ditembus kompetitor. Melalui pengembangan pusat teknologi di Jerman, Swedia, Italia, Spanyol, Inggris, dan Finlandia, NVIDIA secara efektif memperluas jangkauannya ke pasar Eropa yang strategis.
Selain itu, NVIDIA juga bekerja sama dengan penyedia telekomunikasi terkemuka Eropa seperti Orange, Fastweb, Swisscom, Telefónica, dan Telenor untuk mengembangkan infrastruktur AI yang aman dan dapat diskalakan. Kolaborasi ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan dan menerapkan model AI khusus dan aplikasi AI agentic dalam skala besar.
Mendorong permintaan chip NVIDIA H100 dan Blackwell
Permintaan luar biasa terhadap chip Blackwell terbukti dari fakta bahwa produk ini telah habis terjual hingga akhir 2025. Proyek di Eropa akan menggunakan total 10.000 GPU NVIDIA Blackwell hanya di Jerman, sementara di Prancis, Mistral AI membangun platform dengan 18.000 sistem NVIDIA Grace Blackwell, dan di Inggris, 14.000 GPU Blackwell akan digunakan.
Secara keseluruhan, pengembangan ini akan menghadirkan lebih dari 3.000 exaflops sumber daya komputasi NVIDIA Blackwell untuk sovereign AI. Jumlah chip yang besar ini tentu memperkuat posisi NVIDIA sebagai pemasok utama teknologi AI di pasar global.
Dampak terhadap nvidia stock dan nvidia market cap
Akibat lonjakan permintaan AI, nilai pasar NVIDIA telah mencapai Rp 42.808,81 triliun, menjadikannya perusahaan publik terbesar ketiga di dunia setelah Microsoft dan Apple. Perusahaan ini juga melaporkan peningkatan penjualan tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya untuk kuartal ketiga berturut-turut.
Yang lebih mengesankan lagi, NVIDIA memiliki margin kotor sebesar 78%, angka yang sangat tinggi untuk perusahaan hardware yang harus memproduksi dan mengirimkan produk fisik. Pendapatan pusat data NVIDIA mencapai rekor Rp 416.989,53 miliar pada kuartal terakhir 2023, menandai peningkatan 154% dari tahun ke tahun. Angka-angka ini mencerminkan betapa kuatnya posisi NVIDIA di pasar global dan dampak positif dari investasi strategis di Eropa.
Apa tantangan utama dalam membangun pusat AI di Eropa?
Meskipun memiliki potensi besar, pembangunan pusat AI NVIDIA di Eropa menghadapi beberapa tantangan signifikan yang perlu diatasi untuk mencapai tujuan kedaulatan teknologi yang diinginkan.
Biaya listrik tinggi dan kebutuhan energi berkelanjutan
Salah satu hambatan terbesar dalam pengembangan AI di Eropa adalah konsumsi energi yang sangat tinggi. Pusat data di Eropa saat ini mengkonsumsi 2,7% dari total listrik Uni Eropa, dan penggunaannya diproyeksikan meningkat 28% hingga 2030. Lebih mengkhawatirkan lagi, pada tahun 2026, konsumsi listrik oleh pusat data UE diperkirakan akan 30% lebih tinggi dibandingkan level 2023.
Selain itu, biaya energi di Eropa 70% lebih tinggi dibandingkan di AS, dan jaringan listrik Eropa termasuk yang tertua di dunia dengan rata-rata usia 45-50 tahun. Hal ini membuat distribusi listrik menjadi kurang efisien dan lebih mahal. Di pasar besar seperti Dublin dan Frankfurt, waktu yang diperlukan untuk memasok listrik ke pusat data baru bisa melebihi tiga hingga lima tahun.
Kesenjangan pendanaan dibandingkan dengan AS dan China
Investasi menjadi tantangan serius lainnya. Uni Eropa hanya menginvestasikan 4% untuk kecerdasan buatan dibandingkan dengan apa yang dikeluarkan AS. Pada 2023, investasi modal ventura untuk AI di UE hanya sebesar Rp 126.840,92 miliar, jauh tertinggal dari AS (Rp 1.078.147,84 miliar) dan China (Rp 237.826,73 miliar).
Perusahaan Eropa seperti Mistral dan Aleph Alpha berjuang untuk bersaing dengan raksasa AS karena kekurangan modal. Dengan 61% pendanaan AI global mengalir ke perusahaan AS dan hanya 6% ke perusahaan Eropa, banyak perusahaan Eropa terpaksa mencari investor asing. Fakta bahwa dari 147 unicorn yang didirikan di Eropa antara 2008-2021, 40 di antaranya memindahkan kantor pusat mereka ke luar negeri, menggambarkan besarnya masalah ini.
Ketergantungan pada teknologi NVIDIA meski ingin kedaulatan
Meskipun ingin mencapai kedaulatan teknologi, Eropa masih sangat bergantung pada teknologi asing. Sejak 2017, 73% model AI fundamental berasal dari AS dan 15% dari China, meninggalkan Eropa dalam posisi ketergantungan. Saat ini, hanya 11% perusahaan UE yang menggunakan AI, jauh dari target 75% pada 2030.
Tantangan ini diperparah oleh fakta bahwa Amazon, Google, dan Microsoft mendominasi hampir 70% pasar cloud Eropa, sementara penyedia terbesar Eropa hanya menguasai 2% pasar. Seperti diungkapkan Pascal Brier dari Capgemini: “Hyperscalers menghabiskan Rp 158.551,15 miliar hingga Rp 237.826,73 miliar per kuartal untuk infrastruktur mereka. Siapa di Eropa yang mampu melakukan itu?”. Sebagai perbandingan, Mistral hanya berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 15.855,12 miliar.
Apa dampak jangka panjang bagi industri dan tenaga kerja Eropa?
Pusat AI industri NVIDIA di Eropa diperkirakan akan membawa perubahan mendasar pada ekosistem manufaktur dan tenaga kerja di seluruh benua. Dampak transformatif ini akan terasa di berbagai sektor dalam beberapa tahun mendatang.
Transformasi manufaktur melalui digitalisasi dan AI
Produsen Eropa kini semakin memanfaatkan AI untuk pemeliharaan prediktif, optimalisasi rantai pasokan, dan kontrol kualitas. Pabrik pintar bukan lagi sekadar visi—tetapi telah menjadi kenyataan. Sensor dan sistem AI bekerja sama untuk mendeteksi anomali sebelum peralatan gagal, secara signifikan mengurangi waktu henti. Produsen seperti BMW dan Mercedes-Benz kini menggunakan teknologi NVIDIA untuk menciptakan digital twin dari fasilitas produksi mereka, memungkinkan tim perencanaan global berkolaborasi secara real-time dan mengoptimalkan desain sistem manufaktur yang kompleks.
Berdasarkan studi terbaru, simulasi aerodinamika kendaraan BMW yang menggunakan GPU NVIDIA Grace Blackwell menunjukkan peningkatan kecepatan hingga 30x. Sementara itu, Schaeffler memanfaatkan AI factory dan mengadopsi physical AI stack dari NVIDIA untuk perencanaan pabrik digital, pelatihan keterampilan robot, dan peningkatan otomatisasi bertenaga AI di lebih dari 100 pabriknya.
Peluang kerja baru di bidang AI dan teknologi tinggi
Hingga tahun 2030, Eropa diperkirakan membutuhkan hingga 12 juta transisi pekerjaan, dua kali lipat dari tingkat sebelum pandemi. Sektor yang paling diuntungkan meliputi profesional kesehatan dan profesi terkait STEM yang diproyeksikan tumbuh 17 hingga 30 persen antara 2022 dan 2030.
Namun, permintaan akan keterampilan teknologi diperkirakan meningkat sebesar 25 persen di Eropa. Selain itu, keterampilan sosial dan emosional seperti empati interpersonal dan kepemimpinan juga akan naik sebesar 11 persen. Menurut Bank Sentral Eropa, pada pertengahan 2024, sekitar 25 persen pekerja di 11 negara zona euro telah mulai menggunakan alat AI dalam pekerjaan mereka.
Percepatan riset dan inovasi di sektor publik dan swasta
Melalui program Regional Innovation Valleys, Komisi Eropa telah meluncurkan inisiatif dengan komitmen keseluruhan minimal €170 juta. Proyek pertama telah menerima €116 juta untuk proyek yang diluncurkan pada 2024. Untuk mendukung aliran inovasi, Komisi juga akan membangun European Innovation Space—one stop shop bagi para pemangku kepentingan ekosistem inovasi.
Investasi NVIDIA sendiri memperkuat infrastruktur ini. Pernyataan Jensen Huang, pendiri dan CEO NVIDIA, menegaskan: “Setiap revolusi industri dimulai dengan infrastruktur. AI adalah infrastruktur penting di zaman kita, sama seperti listrik dan internet dahulu”. Melalui pembangunan pusat teknologi di berbagai negara Eropa, NVIDIA membantu mendorong pengembangan tenaga kerja AI dan penemuan ilmiah di seluruh wilayah.
Kesimpulan
Pembangunan pusat AI industri NVIDIA di Eropa senilai Rp 8 triliun undoubtedly menandai babak baru dalam perkembangan teknologi AI di kawasan tersebut. Melalui inisiatif ini, NVIDIA tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin global teknologi AI, tetapi juga membantu Eropa mengatasi kesenjangan infrastruktur digital yang selama ini menjadi kendala utama.
Accordingly, investasi besar ini didorong oleh beberapa faktor strategis. Permintaan tinggi untuk sovereign AI, kebutuhan Eropa akan infrastruktur mandiri, serta dukungan politik dari para pemimpin Eropa menjadi pendorong utama langkah NVIDIA. Penggunaan 10.000 GPU NVIDIA Blackwell tentunya akan meningkatkan kapabilitas komputasi AI di benua tersebut secara signifikan.
Consequently, dominasi NVIDIA di sektor AI industri semakin kuat. Perusahaan ini berhasil memperluas jangkauan pasarnya ke Eropa melalui pengembangan pusat teknologi di berbagai negara. Permintaan chip NVIDIA H100 dan Blackwell pun terus meningkat, berdampak positif pada nvidia stock dan nvidia market cap jangka panjang.
Nevertheless, tantangan tidak bisa diabaikan. Biaya listrik tinggi, kebutuhan energi berkelanjutan, kesenjangan pendanaan dibandingkan AS dan China, serta ketergantungan pada teknologi asing masih menjadi hambatan serius. Eropa perlu mengembangkan strategi komprehensif untuk mengatasi tantangan ini agar dapat memanfaatkan infrastruktur AI secara optimal.
Despite these challenges, dampak jangka panjang bagi industri dan tenaga kerja Eropa diperkirakan akan sangat positif. Transformasi manufaktur melalui digitalisasi dan AI, terciptanya peluang kerja baru di bidang teknologi tinggi, serta percepatan riset dan inovasi menjadi beberapa manfaat utama yang akan dirasakan dalam beberapa tahun mendatang.
Last but not least, kolaborasi antara NVIDIA dengan berbagai pihak di Eropa mencerminkan pentingnya kemitraan global dalam menghadapi revolusi AI. Seperti dikatakan Jensen Huang, “Setiap revolusi industri dimulai dengan infrastruktur.” Pusat AI industri NVIDIA di Eropa bukan sekadar investasi bisnis—tetapi langkah strategis untuk membentuk masa depan teknologi di kawasan ini. Kesuksesan proyek ini akan bergantung pada kemampuan Eropa mengembangkan ekosistem AI yang kuat, mandiri, namun tetap terhubung dengan kemajuan global.
Baca tentang Agentic AI: Panduan Teknis untuk Pengembang Indonesia 2025 untuk membuka peluang lebih besar di kemajuan teknologi sekarang.
Pingback: Viral: Tren No Buy July 2025 Bikin Dompet Aman -